oleh : Adi Sucipto
.....Banyak orang bilang bahwa kuliah di UT itu susah. Kuliah dan belajar jarak dekat di temani dosen langsung saja susah apalagi dengan kuliah dan belajar jarak jauh pasti sangat menyulitkan belum lagi kalau kita tidak paham dengan materi yang hanya disampaikan melalui buku modul. Sedangkan mau ikut TTM (Tutorial Tatap Muka) perlu biaya tambahan sebesar @Rp. 150rb per mata kuliah untuk 8 (delapan) kali pertemuan. Sungguh itu pun masih terbilang murah tetapi tetap tidak dapat dipungkiri bahwa biaya tersebut cukup membebani kita, seperti saya misalnya yang sudah cukup berat dengan biaya nafkah untuk keluarga dan anak sekolah. Begitupun bagi teman-teman yang lainnya yang jarak tempuhnya sangat jauh untuk sampai ketempat penyelenggaraan TTM, ditambah lagi dengan biaya buku-buku modulnya yang boleh dibilang "tidak murah" tetapi saya akui bahwa memang banyak kalangan pengajar sangat mengapresiasi buku modul UT karena bahasa penyampaiannya cukup jelas dan mudah dipahami. Dan tentunya kita sangat membutuhkan semuanya itu. Kita butuh semua itu demi sebuah harapan akan secercah cahaya yang Insya Allah dapat menerangi alam pikiran kita. Secara pribadi saya sangat merasakan perubahan itu terjadi dalam diri saya, meskipun mungkin prestasi hidup saya belum apa-apa jika dibandingkan dengan orang lain tetapi saya sangat bersyukur bisa menempuh perkuliahan di UT meskipun cukup berat perjuangannya dan tinggal selangkah lagi saya akan membuktikan pada orang-orang yang dulu menahan saya, bahkan membuat saya menjadi paranoid dengan menakut-nakuti saya ketika ingin daftar UT, katanya belajar di UT itu sangat susah, masuk UT itu mudah tapi keluar (lulusnya) sangat sulit. Ada lagi yang bilang bahwa UT itu khusus untuk orang-orang terpilih dan disiplin, UT itu hanya untuk para kutu buku karena belajarnya mengandalkan buku modul, dan pernyataan-pernyataan lainnya yang membuat saya deg-degan, ragu-ragu, maju-mundur untuk mendaftar kuliah di UT ketika itu.
.....Namun demikian, suatu ketika saya bertemu seseorang alumni UT, entah siapa namanya saya lupa. Beliau mengatakan bahwa kuliah dan belajar di UT itu tidak sesulit yang kita bayangkan asal tahu caranya. Saya menarik nafas panjang sambil mengingat kata terakhir yang diucapkannya yaitu "Caranya...". Disini saya sedikit merasa lega, meskipun pernyataannya sangat singkat tetapi cukup mengena di hati saya dan saya berpikir bahwa tentunya saya juga bisa kalau saya tahu caranya. Lalu, bagaimanakah caranya ?